Wednesday, July 27, 2011

LAGU AMBULAN





Qonita alias si Eneng anakku sangat suka menyanyi, dan dia punya daya ingat yang luar biasa untuk anak seumuran dia dalam menghapal lirik lagu. Itu menurut aku sih, aku gak tau pasti daya ingat semacam itu normal untuk anak seumuran dia atau memang benar-benar luar biasa. Yang pasti dia bisa mengikuti lagu-lagu Indonesia terbaru yang aku sendiri bahkan gak tau kalo lagu itu ada. Lagu anak-anak yang diajarkan aku dan neneknya pun cepat dihapalnya.

Suatu malam, menjelang tidur, seperti biasa aku menyanyikan beberapa lagu sebagai pengantar tidur. Aku sempat menyanyikan lagu “Ambilkan bulan, Bu”. Lagu ini sepertinya masih baru buat si Eneng. Setelah aku menyanyikan lagu itu, aku menyanyikan beberapa lagu lain yang dia sudah hapal. Tetapi tiba-tiba dia merengek “Bunda, lagu ambulan”. Heh? Lagu apa itu ya? Aku bingung. Aku coba alihkan perhatiannya. Aku tawarkan lagu lain. “Balonku ya? Atau Bintang Kecil?”. Tanpa persetujuannya, aku langsung bernyanyi “Balonku”, dan dia ngambek “Aah, gak mau! Lagu ambulan!” Waduh, makin bingung deh. AKhirnya aku bilang “Bunda nggak tau Nak lagu itu. Emang yang kaya gimana sih?” Dia pun bernyanyi pelan dengan pelafalan yang belum terlalu jelas “Ambilkan bulan, Bu...”. Oalaaah, gubraks!

Ditulis 20 Agustus 2010

Tuesday, November 9, 2010

Cinta,
Badai itu belum sepenuhnya usai
Tapi aku percaya
Kita dapat bertahan dan melewatinya
Pegang erat tanganku
Dekap erat malaikat mungil kita
Apapun yang terjadi kita tetap bersama
Seusai badai ini
Pasti akan ada hangatnya mentari
Dan indahnya pelangi



Sydney, June 2010
When my eyes met yours
It was like a blast from the past
Was it a déjà vu?

I surrendered myself to you
With all the ups and downs
We went through our journey
To the uphill we climb
Hand in hand
Overcame the hindrances and obstacles

The higher we get, the stronger the wind blew
And once it took you away from me for a while
I searched for you
In solitary I was waiting
Believing that you would find your way back to me

I kept on waiting
Kept on hoping
Kept on believing
Till I saw your silhouette in a distance
Then I know that you never leave me…


Sydney, June 2010

Friday, November 5, 2010

Rasa, kusimpan kau di kotak kaca
Kutaruh di sudut kamar
Biarlah kupandang saja tapi tak kan kusentuh

5 November 2010

Tuesday, April 13, 2010

Terima kasih aa…

Untuk dukungan yang tak putus selama aku kuliah…

Untuk bantuannya mengerjakan tugas kuliah…

Untuk saran-sarannya…

Untuk buku yang aa tulis buat aku…

Untuk meliburkan diri dari kantor sehari setelah aku kembali ke Jakarta…

Untuk “mencuri waktu”  dari kantor dan mengajak aku dan Eneng ke Bandar Jakarta di ulang tahunku…

Untuk jam tangan “Swatch”nya…

Untuk menemani ke dokter jantung…

Untuk kesempatan menyetir mobil…

Untuk selalu percaya kalau aku bisa bahkan di saat aku tidak percaya pada diriku sendiri…

Untuk selalu mengingatkanku supaya berpikir positif…

Untuk tawa dan air mata yang kita bagi bersama…

Dan untuk hal-hal lain yang telah aa berikan dan lakukan selama kita menikah…
For you, it seems that actions indeed speak louder than words…

Kamu adalah kamu,
Pribadi unik yang tidak bisa disamakan dengan laki-laki lain…
Seorang laki-laki yang mencintai, menyayangi, dan memperhatikan keluarganya
dengan caranya sendiri…

I just want to say that I am proud to be your wife…

Sydney, 26 Maret 2010
00:17

(BUKAN) PRIA ROMANTIS

Suamiku selalu mengklaim dirinya bukan pria romantis. Sejak jaman pacaran, jarang sekali dia mengatakan kata-kata mesra, baik itu secara langsung atau lewat sms. Dia pun tak pernah mengirimi aku bunga  di hari istimewaku atau hari istimewa kami berdua, seperti yang mungkin dilakukan laki-laki lain terhadap pasangan mereka. Tapi ya sudahlah, aku juga tidak terlalu menyukai bunga, kecuali bunga bank…hehehe. Kadang ada juga keinginan mendapat perlakuan romantis sesekali, tapi kan aku tidak bisa memaksa suamiku melakukannya. Kalau dia merasa terpaksa ya percuma.

Aku cuma mau berbagi sedikit kisah(tak) romantis kami. Nanti andalah yang menilai sendiri bagaimana suamiku tercinta. Salah satu momen yang terindah yang pernah aku alami bersama dia adalah ketika kami merayakan ulang tahun pernikahan kami yang pertama. Sejujurnya, aku tidak berharap banyak ulang tahun pernikahan kami akan dirayakan secara istimewa. Karena suamiku pun jarang mengistimewakan acara ulang tahunku atau dirinya sendiri. Memberi kado pun kadang dia lupa:-D. Tapi syukurlah dia tidak pernah lupa mengucapkan selamat.

Tapi sejak beberapa hari sebelumnya dia sudah bertanya kepadaku mau dirayakan di mana. Tentu saja aku bingung. Aku tidak ada preferensi tempat. Bisa berdua saja dengan dia untuk merayakannya adalah hal yang luar biasa mengingat kesibukannya di kantor. Aku sendiri sudah mempersiapkan hadiah dan kartu untuk hari istimewa kami itu. Aku membelikannya jam tangan karena memang jam dia sudah rusak dan entah ke mana. Harganya mungkin terbilang agak mahal jika dilihat dari kondisi keuangan kami saat itu. Tapi aku pikir tak mengapa, aku ingin menyenangkan dirinya.

Di hari-H, di perjalanan menuju kantor dia mengajak aku untuk pergi ke suatu restoran pizza nanti sore setelah jam kantor. Dia bilang dia akan minta izin untuk pulang lebih awal. Hah? What a surprise! Buat aku itu sudah sesuatu yg luar biasa.

Sore harinya setelah jam kantor aku menyusul ke kantornya, dan dia sedang bersiap-siap pulang. Aku sempat mendengar dia berkata pada salah seorang teman kantornya, kalau cuma ini yang dia bisa berikan ke aku sebagai hadiah ulang tahun perkawinan. Aku merasa terharu mendengarnya.

Sesampainya kami di restoran yang dituju, kami mencari tempat duduk dan mulai memesan. Sementara menunggu pesanan datang, dia mengeluarkan selembar kertas, dan membacakan puisi yang ditulisnya untukku. Sungguh luar biasa. Aku nggak bisa menggambarkan perasaanku. Setelah itu kami pun berdoa dan mengucapkan harapan-harapan kami di hari istimewa itu. Tak disangka, matanya pun berkaca-kaca. Tuhan, aku nggak pernah melihat laki-laki ini menangis sebelumnya. 

Aku merasa sangat bahagia malam itu. Setelah itu dia mengeluarkan sebuah singing candle yang ternyata dibelinya beberapa hari yang lalu saat ke supermarket bersamaku. Kami meniup lilin itu bersama-sama. Kemudian dia mengeluarkan hadiahnya untukku, foto-foto anakku yang dicetaknya sendiri dan ditaruh di pigura. Dia bilang dia terinspirasi membuat ini karena beberapa hari sebelumnya aku sempat meminta foto anakku untuk kupajang di kantor. Subhanallah. 

Begitu besar perhatiannya. Aku jadi merasa hadiahku tidak ada nilainya dibanding apa yang dia berikan padaku. Terima kasih aa… semoga kita masih diberikan kesempatan merayakakan hari jadi pernikahan kita di tahun-tahun selanjutnya. Terima kasih Tuhan, untuk seorang suami yang “romantis” dan “perhatian” dengan caranya sendiri. 




Sydney, 26 Maret 2010

Selamat Ulang Tahun

Anakku sayang, 
Selamat Ulang Tahun ke-2, Nak
Semoga Allah Senantiasa melindungi dirimu,
Memberikanmu kesehatan dan kecerdasan
Serta menjadikanmu anak yang sholihah.
Bunda minta maaf tidak bisa mendampingimu di hari ulang tahunmu
Kelak jika kau besar nanti, semoga kau bisa mengerti
Kenapa Bunda tidak bisa ada di sana saat itu.
Kamu tahu Nak, ketika pagi ini Bunda terbangun,
 Bunda merasakan kerinduan yang luar biasa pada dirimu
Ingin memelukmu dan menciummu
Bunda tahu, kamu nggak akan lupa sama Bunda,
Karena kamu anak yang cerdas, anak yang luar biasa
Anugerah terindah buat Ayah dan Bunda
Doa Bunda selalu menyertaimu, Nak
Dimanapun Bunda berada
Bunda tak sabar menunggu waktunya tiba
Untuk bisa bersama kamu dan Ayah lagi
Sekali lagi Selamat Ulang Tahun Malaikat Kecilku
Luv U…


Bunda
Sydney, 25 Maret 2010
11:32 PM